KOHE vs KOMPOS

Hallo para mitra omah cacing… met lebaran dan maaf lahir batin ya.  Sudah luamaaa nich aku ndak corat coret dan saat ini adalah saat yang baik untuk aku berbagi coretan dengan para sahabat.  Dalam budidaya cacing khususnya, ternyata banyak hal yang bisa kita pelajari dan sepertinya juga tidak ada habisnya, learn more and doing more gitu lhah….hahaha.

kohe yang sudah jadi tanah

Kali ini kita akan berbagi tips cantik mengenai penggunaan KOHE & KOMPOS.  Nah permasalahannya adalah manakah yang terbaik yang harus kita pilih, dalam kita berbudidaya cacing.  Sebelum-sebelum ini aku tidak pernah memperhatikan detail about si “taipeng” ini, dapet kohe yang langsung aku pakai media aja, paling yang aku perhatiin adalah making media mamelkah, buburkah atau kering,  gitu aja.  Dan sejauh ini sih sepertinya aman-aman aja….ayem tentrem….suejuuk.  Akan tetapi ketika kejadian ini terjadi, barulah aku sadar dan cepat-cepat  kontak melalui jalur alien, lapor kepada COC istilah p Ndul.  Ternyata tanpa kita sadari bagi yg pemula seperti aku ini masih blum begitu paham mengenai perwujudan antara KOHE & KOMPOS karna mereka saudara jadi agak susah untuk membedakanya.  Belum memahami mana yang sebaiknya kita pergunakan sebagai media dan atau pakan masyarakat cacing kita.

kohe berumur 1 mingguan

Masyarakat cacing punyaku kok sepertinya beberapa waktu ini cenderung “mungsret” alias mengecil dan sepertinya berkurang jumlahnya.  Ternyata setelah di selidiki tim alien bagian observasi, ternyata hal ini disebabkan oleh penggunaan media yang kurang tepat, dimana yang aku pergunakan adalah kompos/pupuk kandang, yaitu bahan yang  dimana awalnya adalah kohe tetapi setelah melalui proses alam, sudah menjadi tanah.    Dan hal ini bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan masyarakat cacing kita. Jika kita sampai salah memberi makan mereka dengan kompos/pupuk kandang bukanya kohe bernutrisi yg masih baru yang  berusia sekitar 1 atau 2 mingguan.  Kohe Yang sudah mengalami fermentasi alam yang sudah menjadi kompos memang bagus, akan tetapi bagus untuk tanaman bukan untuk bahan pakan cacing, justru tepatnya adalah kohe baru di makan cacing dan cacing menghasilkan kotoran, nah kotoran inilah atau yang dikenal dengan sebutan KASCING itulah sebagai produk akhir sampingan dari kita berbudidaya cacing yaitu sebagai penyubur tanaman.  Bukannya kompos kohe dijadikan kompos.

cacing dalam media tanah

Kompos/pupuk kandang itu ialah kohe yg berusia 1 bulan atau lebih yang sudah menjadi tanah dan fungsinya bukan untuk makanan cacing lagi melainkan berfungsi sebagai penyubur tanaman, seperti halnya kascing.   Cacing yang sudah memakan kompos tersebut alhasil nafsu makan mereka mulai menurun..dan menjadi kurus lama kelamaan jumlah penduduk smakin lama smakin berkurang  atau mati.   Untuk itu perlu bagi kita untuk bisa membedakan mana yang  kohe cocok buat cacing kita dan mana kohe yang sudah jadi kompos, yang baik buat tanaman kita.

Nah sahabat, begitulah ceritaku hari ini, sekarang aku lebih paham antara kohe vs kompos/pupuk kandang.  Bagaimana cerita para sahabat? Bagi dunk…..

Sekian tips cantik dari aku… Smoga bermanfaat…tetap semangat dalam budidaya cacing ya.

 

(Ning Kiki)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *