KASCING/VERMICOMPOST SEBAGAI KOMPOS ORGANIK BERMUTU TINGGI

Cacing tanah memiliki banyak manfaat, diantaranya di bidang pertanian, peternakan, perikanan, serta farmasi. Jenis cacing tanah yang dapat dikembangkan diantaranya Lumbricus rubellus  dan African Night Crawler.  Jenis ANC banyak digunakan dalam usaha produksi vermikompos/kascing sedangkan jenis LR banyak digunakan dalam industri farmasi.

https://www.instagram.com/p/Bpjh0vnlXtq/

Cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi (72% – 84,5%). Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino, yang terdiri atas lisin, triptopan, histidin, fenilalanin, isoleusin, leusin, theorin,methionin, arginine, glisin, alanin, sistin, tirosin, asam aspartik, asam glutamat, prolin, hidroksiprolin, serin, dan sitruline (Rukmana, 2000).  Kandungan protein yang tinggi dari biomassa cacing tanah berpotensi dikembangkan sebagai bahan pakan ternak sebagai sumber protein agar pertumbuhan ternak semakin cepat. Cacing yang biasa digunakan sebagai pakan ternak adalah cacing African Night Crawler.

African Night Crawler

Tujuan budidaya cacing tanah adalah menciptakan peluang usaha baru yang berpotensi dalam peningkatan perekonomian pelaku usaha.  Usaha budidaya cacing tanah merupakan peluang bisnis yang sangat baik.  Selain hasil utama berupa biomassa cacing tanah, hasil sampingan berupa pupuk kascing / bekas cacing yang juga memiliki potensi pasar cukup besar.  Berkaitan dengan dampak jangka panjang pupuk anorganik yang kurang bagus bagi lingkungan.

 

Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa penambahan pupuk organik dapat  menurunkan kualitas tanah baik secara fisik, biologi maupun kimia. Dalam hal kualitas tanah menyebabkan menurunnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat pula menyebabkan pencemaran dan mengganggu keseimbangan alam serta menambah beban biaya khususnya bagi petani.  Alternatif solusi yang baik adalah mengurangi ketergantungan para petani dan masyarakat pada pupuk anorganik dan kembali pada penggunaan pupuk organik dalam hal ini adalah kascing/vermikompos.  Pemanfaatan limbah organik untuk budidaya cacing tanah untuk diambil kascingnya merupakan salah satu usaha untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik.  Penguraian bahan organik untuk menghasilkan kompos dengan bantuan cacing tanah dapat lebih cepat beberapa kali lipat dibandingkan dengan penguraian tanpa bantuan cacing tanah. Dari limbah organik yang tersedia untuk budidaya cacing tanah dapat menghasilkan pupuk kurang lebih sebanyak 40 persennya.

Penggunaan cacing tanah dalam dekomposisi kotoran ternak dan sisa-sisa sayuran menjadi salah satu upaya menambah nilai guna limbah yang ada. Cacing tanah membutuhkan limbah berupa kotoran ternak maupun sisa sayuran/hijauan sebagai media berkembangbiak dan juga sebagai pakan. Sisa kotoran ternak yang dimakan akan menjadi pupuk bekas cacing atau biasa disebut vermikompos. Vermikompos memiliki keunggulan, yaitu adanya mikroba yang terbawa dari organ pencernaan cacing yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.  Kascing ini merupakan pupuk organik yang memiliki kandungan hara yang tinggi.  Kascing merupakan pupuk yang bersumber dari perombakan bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing.  Kascing juga sebagai pupuk yang ramah lingkungan, aman untuk digunakan pemacu pertumbuhan dan produksi tanaman.  Kascing banyak mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang bermanfaat bagi tanaman.  Pada kascing terdapat zat perangsang tumbuh seperti giberlin, sitokinin, ausin dan unsur hara N,P,K, Mg, Ca,serta bakteri azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non simboltik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.   Kascing juga mengandung berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti Fe, Mn, Zn, Bo dan Mo (Munroe, 2003).

Kascing

Mengingat dampak yang kurang menguntungkan dalam penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang dan juga mahalnya harga pupuk, belum lagi terkadang ada kelangkaan ketersediaannya, maka penggunaan pupuk organik, salah satunya adalah pupuk kascing/vermikompos merupakan trobosan yang perlu dipertimbangkan.  Melihat prospek seperti ini menjadikan usaha budidaya cacing tanah sebagai penghasil biomassa cacing tanah dan kascing sangatlah menjanjikan. Semua orang bisa mengusahakan kegiatan budidaya ini. Karena dalam pelaksanaannya budidaya cacing tidak sulit dan tidak membutuhkan modal besar dan kemampuan tinggi dan juga dapat membantu dalam hal menangani limbah organik lingkungan.  Usaha ini akan semakin menjanjikan bila dilaksanakan dengan manajemen yang baik.

Bila kita fokus dalam hal produksi vermikompos, perlu diperhatikan bahwa kualitas kascing, ditentukan oleh pakan dari cacing tersebut.  Secara umum yang dapat dijadikan bahan pakan cacing berupa limbah organik, seperti limbah sayuran, kotoran ternak.  Komposisi pakan terhadap cacing, menentukan kualitas kascing baik dalam bentuk padat maunpun dalam bentuk cair.

  • Komposisi pakan cacing dengan perbandingan 50% kotoran sapi dan 50% bahan hijauan didapat nutrient yang tertinggi
  • Kandungan nutrien kascing padat dan kascing cair , adalah berbeda, dimana kandungan nutrient kascing padat lebih tinggi.

Jenis makanan ampas tahu menghasilkan kascing  dengan kandungan N Total yang lebih tinggi dan semakin lama pemeliharaan cacing tanah kandungan N Total juga semakin tinggi.  Tingginya kadar protein dalam ampas tahu menyebabkan tingginya kandungan N Total dalam kascing.  Unsur hara N berguna untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau.  Gejala-gejala tanaman kekurangan N diantaranya adalah tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas serta daun-daun kuning dan gugur dan gejala tanaman kebanyakan N diantaranya adalah  memperlambat kematangan tanaman (terlalu banyak pertumbuhan vegetatif),  batang-batang lemah mudah roboh dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit

(Hardjowigeno,1987).

Bila kita fokus dalam hal produksi biomas cacingnya, perlu memperhatikan hal ini :  pertumbuhan cacing tanah yang diberi pakan ampas tahu, bobot cacing mengalami peningkatan pesat. Akan tetapi, anak cacing hanya sedikit ditemukan.  Sebaliknya, dengan pemberian pakan hijauan, berat cacing kurang tetapi perkembangbiakan bagus, banyak ditemukan anak cacing.  Cacing tanah yang diberi bahan organik apa saja yang mengandung N yang tinggi, lebih cepat pertumbuhannya dari cacing tanah yang diberi makanan bahan organik yang mengandung N rendah.

Pertanian Organik

Saat ini para intrepreneur yang bergerak di bidang agrobisnis sedang giat-giatnya menggunakan pupuk organik untuk berbagai jenis tanaman, sehingga kita mengenal adanya sayur-sayuran organik dan buah-buahan organik.  Bahkan di negara-negara maju penggunaan pupuk organik ini sudah lama dilakukan, karena mereka menyadari bahwa penggunaan pupuk anorganik sangat berbahaya bagi kesehatan.

 

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Jenis makanan berpengaruh terhadap pertumbuhan cacing tanah dan kualitas kascing yang dihasilkan.
  2. Terdapat perbedaaan pada bobot cacing tanah yang dihasilkan dengan adanya perbedaan jenis makanan. Jenis makanan ampas tahu memberikan tingkat pertumbuhan cacing tanah yang baik.
  3. Dari beberapa parameter sifat kimia dan biologi kascing, pemberian pakan ampas tahu memberikan nilai N tertinggi dan pada pakan hijauan terdapat nilai P tertinggi.

Kiranya postingan kali ini dapat menjawab banyak email yang masuk pada admin omah cacing yang menanyakan tentang vermicompost.  Sampai jumpa dalam postingan yang akan datang.  Tuhan Memberkati kita semua.

(by Loddy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *